Mampu, dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kuasa (sanggup) melakukan sesuatu, kalimat bukan tak mampu.. tapi tak mau di analogikan kita semua berada dalam titik yang sama yaitu memiliki kesanggupan yang sama, yang membedakan adalah kalimat Mau atau tidak Mau nya kita dalam melakukannya.
Mau atau tidak mau merupakan suatu kebebasan atau hak setiap orang. Mau atau tidak mau seseorang melakukannya dilandaskan oleh apa motivasi atau dorongan atau keinginan yang orang tersebut ingin capai, dimana motivasi terbentuk dari pengetahuan yang orang itu miliki.
Sebagai mahluk ciptaan Allah yang diciptakan sedemikian sempurnanya... yang dikaruniai akal sebagai tempat berfikir dan hati sebagai tempat perasa, kita diberikan pilihan jalan mana yang ingin kita tempuh... dan akhir seperti apa yang ingin kita rasakan.
Banyak jalan menuju Roma, begitu kata pepatah, tentu bisa kita gunakan menjadi banyak jalan yang bisa kita lakukan untuk mengisi hari kita.
'Bukan tak mampu, tapi tak mau' kalimat yang akan saya jadikan jembatan alasan untuk tiga hal:
1. Berpandangan positif terhadap seseorang, dan berharap mendapatkan hikmah darinya. Bukan... tak mampu, tapi.... mau (Dia)
2. Penguatan dalam diri kita terkhusus bagi orang-orang yang sedang berhijrah menjadi lebih baik. Bukan... tak mampu, tapi.... mau (Aku)
3. Mengajak atau menguatkan saudara-saudara kita yang sedang mencari-cari jati diri. Bukan... tak mampu, tapi.... mau (Kamu)
Bukan... Tak mampu, Tapi.... Mau (Dia)
The role : Mari kita isi titik-titik di atas dengan kalimat pengganti yang ada di dalam tanda kurung !Menjadi... 'Bukan Dia Tak Mampu,,Tapi Dia Tak Mau"
Dia dan kita memiliki kemampuan yang sama, kesanggupan yang sama dalam melakukan sesuatu yang membedakan adalah dia mungkin mau melakukan dan kita mau lakukan , dia tidak mau melakukan dan kita mau melakukan, atau sebaliknya.
Sesi foto gathering |
Kemarin, sekitar pukul setengah empat sore selepas solat ashar selesai dilkukan,, acara gathering tahunan perusahaan tempat saya bekerja memulai acaranya dibuka dengan beberapa sambutan dan doa... acara berlangsung ramai, karena ini memang dibuat oleh owner untuk ketiga PT nya dalam satu acara..
Salah satu acara yang disuguhkan adalah solo singer, seiap orang berbaur berjoget bersama hingga tak terasa sudah waktunya untuk solat magrib.. melihat keramaian ini, saya jadi teringat dengan seseorang yang dulu pernah teman saya ceritakan, temannya teman saya "marah" karena hal yang mungkin kebanyakan dari kita menganggapnya "sepele".
Beigini ceritanya..
Saat itu dia dan temannya pergi ke suatu tempat untuk mempelajari suatu bidang, mereka menginap di suatu tempat yang bisa disebut asrama, asrama lelaki dan perempuan memang dipisah tapi tidak saat kelas belajar asrama... lelaki dan perempuan berbaur satu sama lain, canda tawa satu sama lain karena pembelajaran yang sedang dibahas sudah biasa terjadi, karena memang pembelajaran dibuat seperti itu.
Di hari berikutnya temanya tidak datang dalam kelas-kelas asrama.. lebih memilih kelas yang sudah diambilnya di luar, karena rasa peansaran teman saya bertanya.. kenapa dia seperti itu? dia pun menjawab karena dia "marah" dia tidak suka dengan berbaurnya perempuan dan laki-laki bercanda tawa tanpa ada satu pemisah sedang mereka bukanlah muhrimnya.
Menyimak pengalaman itu, pada awalnya saya pun merasa tidak jelas banget alasannya.. teman saya pun merasakan hal yang sama seperti saya.. mungkin karena pemahaman kami saat itu belum sampai ke sana, bahwa memang perempuan dan lelaki yang bukan muhrimnya tidak boleh berbaur.
Dalam ketidaktahuan kita berfikir dia ga mampu bersosialisasi dengan baik.. tapi jauh diluar pandangan kita justru bukan karena ketidakmampuannya bergaul atau bersosialisasi seperti orang kebanyakan yang dengan mudah membuaka pembicaraan dengan lawan jenisnya tapi karena ketidak mau-annya yang dilatar belakangi pengetahuannya yang tau mana yang membawa kebaikan dan tidak bagi dirinya, yang tau mana yang membuat Allah ridha akan perilakunya atau tidak.
Pengalaman di atas dapat kita ambil hikmahnya, dimana mungkin saya dan teman saya harus lebih baik lagi dalam memamahi apa yang diperintahkan dan dilarang Allah. Dan juga ikut mengamalkan hal tersbut dalam kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar