Especially english, bahasa Inggris adalah bahasa yang paling penting di zaman sekarang ini, mulai dari melamar kerja, baca artikel, belajar di perguruan tinggi semua menggunakan bahasa inggris, walau ga 100 persen diterapkan namum keterbatasan dalam bahasa inggris ini membawa hambatan banget apalagi bagi mahasiswa yang di "suapin" terus bahasa inggris.
Kemampuan lebih dalam bahasa inggris membawa nilai plus tersendiri bagi orang tersebut, menyambut Masyarakat Ekonomi Asia bahasa inggris lah yang digunakan sebagai pelancar hubungan antar negara, oleh karena itu.. saya sendiri mencoba melihaikan bahasa inggris saya... hehehe
searching di google, bertanya kepada senior di kampus, ke teman, untuk cari tempat yang pas belajar bahasa inggris, akhirnya ketemu juga tempat yang pas. dua tempat ^_^ asik
Pertama kursus dekat kampus sendiri di EETcourse, Jakarta dan kedua di kampung Inggris Pare, Kediri. Tentu saya memilih yang dekat kampus. selang belajar selama 2 bulan lebih, tidak disangka ada kaka kelas yang mengajak saya untuk belajar english di Kampung Inggris... waw kesempatan banget
Memang semenjak les di EET course rasa ingin bisa english saya jadi lebih bertambah, mungkin karena tutor nya enak banget ngajar nya. *ini nanti yaa saya ceritain di sesi lain
Nah.... tentu ga nolak. akhir nya kami (saya, kk kelas, dan adik nya) berangkat ke kampung Inggris. dengan kereta.
pemandangan di dalam kereta, tanpa di edit
Berangkat jam berapa yaaa.... saya lupa, tapi kita sampai di kediri jam 5 subuh, sesampai nya disana ternyata menuju ke Pare nya sendiri itu masih jauh....
pemandangan di dalam kereta, tanpa di edit
Berangkat jam berapa yaaa.... saya lupa, tapi kita sampai di kediri jam 5 subuh, sesampai nya disana ternyata menuju ke Pare nya sendiri itu masih jauh....
Kami harus naik becak ke tempat angkot mangkal, biayanya 40rb untuk 2 beca. lalu kami lanjut lagi naik angkot biaya angkot 25rb/orang sampai tepat di camp yang sebelumnya kami telah pesan melalui kaka kelas kami yang sudah berada duluan di kampung inggris.
Sesampainya disana kami registrasi untuk camp, camp yang kami tempati namanya "Cherry" camp pemiliknya bernama Mrs. Austin.
Biaya registrasi awal 100rb lalu untuk 2 minggu nya 250rb, kami memang berencana di Kampung Inggris hanya 2 minggu, kalo untuk biaya sebulanya 350rb.
Camp di sini asik... perempuan dan laki-laki dipisah camp nya, untuk perempuan suasana campnya lebih bersih dibanding laki-laki.
Seharian setelah sampai kami istrahat dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, saya dan teman saya yang perempuan ditempatkan di beda kamar, karena alasanya agar kita bisa berbaur dengan yang lain, sedangkan kaka kelas saya di camp lelaki, berada di belakang camp perempuan.
Hari berikutnya.. kami sibuk mencari tempat les di luar camp, walau di dalam camp sudah satu paket dengan kelas kursusnya juga yaitu 3x sehari, tapi kami penasaran ingin mencoba kelas lain di luar camp, seperti kebanyakan penghuni lain yang juga banyak mengambil kelas kursus di luar camp. Sebelum berangkat mencari tempat les, kami menyewa sepeda dahulu, biayanya 50rb untuk 2 minggu kata teman-teman camp yang lain ini harga lumayan mahal, mungkin karena saya menyewa yang boncengan.
setelah itu kami bertiga ditambah satu kaka kelas saya yang cantik.. heheh kak Nela mengantar kami mengumpulkan brosur les di setiap tempat camp.
Sesampainya disana kami registrasi untuk camp, camp yang kami tempati namanya "Cherry" camp pemiliknya bernama Mrs. Austin.
Biaya registrasi awal 100rb lalu untuk 2 minggu nya 250rb, kami memang berencana di Kampung Inggris hanya 2 minggu, kalo untuk biaya sebulanya 350rb.
potret halaman depan camp perempuan
Camp di sini asik... perempuan dan laki-laki dipisah camp nya, untuk perempuan suasana campnya lebih bersih dibanding laki-laki.
Seharian setelah sampai kami istrahat dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, saya dan teman saya yang perempuan ditempatkan di beda kamar, karena alasanya agar kita bisa berbaur dengan yang lain, sedangkan kaka kelas saya di camp lelaki, berada di belakang camp perempuan.
Hari berikutnya.. kami sibuk mencari tempat les di luar camp, walau di dalam camp sudah satu paket dengan kelas kursusnya juga yaitu 3x sehari, tapi kami penasaran ingin mencoba kelas lain di luar camp, seperti kebanyakan penghuni lain yang juga banyak mengambil kelas kursus di luar camp. Sebelum berangkat mencari tempat les, kami menyewa sepeda dahulu, biayanya 50rb untuk 2 minggu kata teman-teman camp yang lain ini harga lumayan mahal, mungkin karena saya menyewa yang boncengan.
setelah itu kami bertiga ditambah satu kaka kelas saya yang cantik.. heheh kak Nela mengantar kami mengumpulkan brosur les di setiap tempat camp.
Perjalanan panjang dengan sepedah, suasana desa sangat terasa |
Suasana setelah pengumpulan brosur, kami sibuk mempertimbangkan les-an mana yang sesuai dengan minat kami |
Finally, kami memutuskan mengambil kelas grammar for speaking in Elfast dan kaka kelas saya yang lelaki mengambil kursus di Elfast juga tapi beda kelas dengan kami (saya dan teman saya), waktu itu biaya lesnya 130.000 untuk 2 minggu, sehari 2 kali pertemuan.
Pas lagi disana, kami ga mau buang waktu gitu aja, kami putuskan juga wisata kuliner. oiya... untuk makan sehari-hari disini cukup murah, kalo dibandingkan dengan Jakarta malah murah banget... bisa-bisa kalo lama di Kampung Inggris pas balik ke Jakarta lagi semua yang di Jakarta dianggap mahal banget.
Di depan camp kami ada warung makan, namanya "Lamtana", memiliki desaign warung yang unik.
Pas lagi disana, kami ga mau buang waktu gitu aja, kami putuskan juga wisata kuliner. oiya... untuk makan sehari-hari disini cukup murah, kalo dibandingkan dengan Jakarta malah murah banget... bisa-bisa kalo lama di Kampung Inggris pas balik ke Jakarta lagi semua yang di Jakarta dianggap mahal banget.
Di depan camp kami ada warung makan, namanya "Lamtana", memiliki desaign warung yang unik.
Daftar menu di Lamtana-nasi nya banyak banget |
Dekor Warung Lamtana |
Di sini memang kita bisa hemat banget, Air galon sudah ada di Cherry camp, baju jika malas mencuci sendiri bisa di laundry, tapi karena tempat camp perempuan Cherry yang enak, akses air, kamar mandi... rasanya kalo mencuci sendiri pun tidak menjadi beban.
Berikut daftar menu yang pernah kami makan di Pare, sebenarnya masih banyak lagi... tapi biar kalian rasakan dan temukan sendiri kulinernya. hehehhe
Nasi Pecel Bude Rp 5.000 dekat Camp Cherry menuju tempat Les Dafodil |
Singkong Keju Rp.6000-7.000 banyak banget. dekat Flazz jalan besar |
Nasi Goreng Jamur Rp.8000 dekat jalan besar |
Ketan Susu Rp 2.500 melewati tempat kursus Dafodil
Mie jawa dan Nasi Goreng Sosis berlevel , sebrang les an Elfast- Kantin Impian. *kalo ga salah namanya |
Kantin Impian - depan les an Elfast |
Heheh... karena saya suka petualangan dan juga sedikit suka tantangan dan kebetulan teman sekamar saya, kak putri mengajak saya ke kota kediri nya karena dia ada kebutuhan yang ingin dibeli, so saya pergi bersama kak Putri menggunakan motor minjam teman cowo di camp.
dia mengajak saya ke GUMUH, simpang lima kediri.
Seharusnya susananya seperti di Makkah tapi karena banyak orang jadi kurang terlihat suasanya.. ehhehe
Rencana kami memang 2 minggu, tapi karna ada sesuatu yang urgent akhirnya kami hanya bisa smpai hari ke 10. kami pulang dengan naik bus, tanpa mengikuti tes akhir di lesan.
berikut perpisahan saya, teman saya(Amel) dengan teman-teman di tempat kursus bersama Mrs Pipi yang lucu dan ceria.
Kami pulang ke jakarta naik Bus biasa, jadi kami di pindah-pindah Bus 2x kami ganti Bus, memang lebih enak naik kereta dibanding Bus, tapi saya juga dapat cerita dari teman saya naik Bus itu enak tapi yang ekskutif, dapat makan dan ada toilet, beda dari Bus yang kami tumpangi.
Overall... semua ini sangat banyak bawa manfaat untuk kami bertiga, khususnya saya, terlepas sejenak dari kehidupan di Jakarta kesuntukan kuliah dan hiruk pikuk segala keadaan di Jakarta, dari Kampung Inggris seolah menemukan para pemuda-pemudi yang masih semangat untuk belajar, Suasana aura semangatnya sangat terasa disana, semua berlatih bahasa Inggris, hidup mandiri bangun pukul setengah 5 pagi memulai kelas di Camp jam 5.30, mencuci baju sendiri, mengayuh sepeda di terik suasana Kediri yang panas, bertemu dengan banyak orang dari latar belakang berbeda dengan problem berbeda dengan satu tujan dengan kami yaitu memperlancar bahasa Inggris.
Kampung Inggris, Pare, Kediri..... Semangat pelajarnyalah yang susah di lupa hati ini. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar