Catatan usang saat semester 3 |
Malam ini aku buka kembali catatan usang ku, berjudul "Management Accounting" subjek salah satu matakuliah yang memiliki nilai 4 sks. Awalnya aku tidak yakin catatan itu masih ada, karena kemarin seingat ku sempat terfikir untuk membuangnya karena keadaan yang sudah lusuh dan berfikir mungkin tidak akan terpakai lagi. Ku buka lagi catatan usang ku ini bukan karena sebagai mahasiswa akhir aku ingin mengenang masa-masa indah saat awal semester lalu hehehe.... tapi, karena ada teman yang minta belajar bareng mengulang mata pelajaran ini.
Sebagai mahasiswa kegiatan mencatat seperti ini mungkin bukanlah hal penting lagi, berbeda saat masih di sekolah dasar yang masih diwajibkan untuk mencatat materi pelajaran, sebagian mahasiswa berfikir mencatat sudah tidak terlalu penting, karena berfikir semua telah tertera di buku, semua bisa dicari di Google, begitu fikiran sebagian mahasiswa, yang juga sempat aku praktekan disaat aku semester 6 lalu. Rasa genggsi saat mencatat sedangkan teman yang lain hanya mendengarkan Dosen, ditambah Dosen yang menerangkan begitu cepat, atau Dosen menerangkan hanya monoton yang ada di dalam slide yang dengan mudahnya mahasiswa mengkopi, membuat mahasiswa semakin merasa mencatat adalah hal yang tidak terlalu penting.
Namun, seperti apa yang aku rasakan, hal ini membuat aku kapok (jera), baru sangat terasa ketika membaca ulang sebuah materi dalam buku tanpa ada torehan catatan-catatan kecil disana, membuat aku kurang memahami materinya lagi, seolah buku, fotokopi dan slide yang ada semuanya tidak bersuara, hanya ada kata asing yang sulit untuk dipahami. Menulis atau disini lebih ditekankan pada mencatat membuat kita lebih paham saat mengulang pelajaran, karena kita menggunakan bahasa kita sendiri, membuatnya terpatri dalam ingatan. Tiap goresan dan tanda tulisan seolah meninggalkan jejak-jejak dalam ingatan kita.
Merapikan catatan English |
Catatan untuk diri ku:
Kurang lebih hampir bertahun-bertahun mempelajari suatu ilmu, haruslah diri ini sadar tidak semua orang memiliki kesempatan baik seperti ini yang bisa mengenyam pendidikan sampai tingkat Universitas, ilmu sebagai salah satu dari tiga amal yang tidak akan putus jika kelak Allah memangggil, namun sering diri ini lupa dalam berbaginya, kendala seperti keterbatasan waktu untuk menyampaikannya, ingatan yang tidak bisa menyimpan sepenuhnya tiap ilmu yang didapat membuat ilmu hanya sebatas sampai pada diri ini.
Menulis, cara murah dan mudah dalam berbagi harus selalu diterapkan untuk diri ini, Dengan menulis atau mencatat pelajaran berharap diri ini mampu berbagi hal kecil, meminjamkan catatan untuk orang yang memerlukan, sebagai contoh untuk teman yang mengulang untuk pelajaran tertentu, untuk adik kelas yang mengambil materi yang sama, atau bahkan untuk orang yang memiliki keterbatasan biaya untuk mengambil materi yang sudah diri ini pelajari. Dan jika nanti catatannya sudah banyak mungkin bisa digunakan untuk bahan bacaan anak dan sanak saudara lainnya yang memerlukan.
Menulis, cara murah dan mudah dalam berbagi harus selalu diterapkan untuk diri ini, Dengan menulis atau mencatat pelajaran berharap diri ini mampu berbagi hal kecil, meminjamkan catatan untuk orang yang memerlukan, sebagai contoh untuk teman yang mengulang untuk pelajaran tertentu, untuk adik kelas yang mengambil materi yang sama, atau bahkan untuk orang yang memiliki keterbatasan biaya untuk mengambil materi yang sudah diri ini pelajari. Dan jika nanti catatannya sudah banyak mungkin bisa digunakan untuk bahan bacaan anak dan sanak saudara lainnya yang memerlukan.
#Jakarta, 3 Februari 2015
after finished my English exam
still waiting for Thesis proposal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar